Coba deh luangkan sebentar waktumu, tanya sama hati: “Berapa sih harga ayah dan ibuku?” Kalau jawabannya pakai angka, coba pikir lagi. Mau seberapa banyak duit di dunia ini, nggak bakal cukup buat bayar kasih sayang mereka. Kadang kita baru sadar berharganya orang tua setelah jauh dari mereka, atau bahkan setelah kehilangan. Padahal, kalau dipikir-pikir, hidup kita hari ini bisa jalan karena doa, keringat, dan pengorbanan mereka.
Di artikel ini kita bakal ngobrol santai tentang kenapa ayah-ibu itu nggak punya harga, alias tak ternilai. Kita bakal bahas gimana cara mereka berkorban, hal-hal kecil yang sering kita anggap biasa padahal luar biasa, dan kenapa kita harus berhenti gengsi buat sayang sama mereka.
Ayah: Pahlawan Sunyi
Pernah nggak kamu lihat ayah pulang kerja dengan wajah lelah, tapi masih sempat nanya, “Udah makan belum?” Itu sederhana, tapi coba pikir, seharian dia banting tulang buat keluarga.
Ayah itu pahlawan sunyi. Jarang banget ngeluh, kadang bahkan jarang cerita kalau lagi kesusahan. Dia lebih banyak nunjukin cinta lewat tindakan daripada kata-kata. Misalnya:
Rela kerja lembur biar bisa bayarin sekolah kamu.
Nyimpen rasa sakitnya sendiri supaya keluarga tetap senyum.
Kadang marah-marah, tapi ujungnya tetap sayang.
Harga seorang ayah? Nggak bisa dibandingin sama mobil, rumah, atau barang branded. Karena apa yang dia kasih itu bukan cuma materi, tapi juga rasa aman.
Ibu: Malaikat Tanpa Sayap
Kalau ayah itu pahlawan sunyi, ibu jelas malaikat tanpa sayap. Dari kamu lahir, dia yang pertama kali berjuang antara hidup dan mati. Setelah itu? Jangan ditanya. Mulai dari bangun tengah malam buat gantiin popok, masakin makanan, sampai doain kamu tiap malam tanpa kamu tahu.
Ibu adalah simbol cinta yang tulus. Beda sama orang lain yang kadang ada maunya, ibu nggak peduli seberapa nakalnya kamu, dia tetap sayang. Ibu itu kayak wifi gratis—selalu ada, nggak pernah minta bayaran, dan kalau hilang, baru kerasa banget susahnya.
Coba bayangin, berapa banyak tenaga dan sabar yang ibu habiskan buat ngurusin kamu dari kecil sampai sekarang? Kalau dihitung, mungkin nilainya udah lebih mahal dari semua harta yang kamu punya.
Hal Kecil yang Sering Kita Lupakan
Kita sering banget lupa sama hal-hal kecil yang sebenarnya berharga dari orang tua. Misalnya:
Nanya kabar tiap hari. Kadang kita jawabnya ketus, padahal itu tanda mereka peduli.
Masakin makanan favorit. Walau capek, ibu tetap mikirin apa yang kamu suka.
Ngeluarin uang tanpa hitung-hitungan. Ayah bisa aja rela nggak beli apa-apa buat dirinya, asalkan anak-anaknya bisa senyum.
Doa tanpa henti. Percaya atau nggak, banyak keberuntungan kita datang dari doa orang tua.
Semua itu sering kita anggap biasa, padahal kalau suatu hari hilang, kita baru sadar itu harta yang nggak bisa dibeli.
Jangan Gengsi Buat Sayang
Kebanyakan anak muda gengsi bilang sayang sama orang tua. Rasanya kayak lebay, malu, atau nggak biasa. Padahal, bagi mereka, kata sederhana kayak “Makasih ya, Bu” atau “Ayah, sehat-sehat terus ya” udah lebih berharga dari hadiah mahal.
Coba deh mulai dari hal kecil:
Telepon mereka kalau lagi jauh.
Peluk kalau lagi ketemu.
Ucapkan terima kasih tiap mereka ngasih sesuatu.
Luangkan waktu buat ngobrol, walau cuma sebentar.
Nggak usah tunggu hari spesial kayak ulang tahun atau Hari Ibu. Setiap hari itu kesempatan buat nunjukin rasa sayang.
Harga yang Tak Bisa Dibayar
Kalau kamu pikir bisa bayar balik semua jasa orang tua dengan uang, itu salah besar. Beliin mereka rumah, kasih uang bulanan, atau ajak jalan-jalan ke luar negeri sekalipun, nggak akan pernah setara dengan apa yang mereka kasih sejak kamu lahir.
Ayah-ibu itu nggak pernah minta dihitung-hitung. Cinta mereka gratis, tanpa syarat. Tapi justru karena itulah, harga mereka tak ternilai.
Kalau kamu masih punya orang tua, bersyukurlah. Karena banyak orang di luar sana yang rela bayar mahal hanya untuk bisa peluk ibunya sekali lagi, atau sekadar ngobrol dengan ayahnya sebentar.
Belajar dari Kehilangan
Banyak orang baru sadar berharganya ayah-ibu setelah kehilangan. Baru terasa kosongnya rumah tanpa suara ibu, baru terasa hampa tanpa sosok ayah.
Jangan tunggu sampai terlambat. Hargai mereka selagi masih ada. Kalau kamu lagi sibuk, sempatkan waktu. Kalau kamu lagi jauh, sempatkan kabar. Kalau kamu gengsi, turunkan egomu. Karena waktu nggak bisa diputar kembali.
Penutup: Jangan Tanya Harganya, Sayangi Saja
Ayah-ibu itu nggak punya harga. Mereka lebih berharga dari apapun yang bisa kamu bayangkan. Mereka adalah alasan kamu bisa ada di dunia ini, alasan kamu bisa sekolah, bisa bermimpi, dan bisa jadi dirimu sekarang.
Jadi, kalau ada yang nanya, “Berapa harga ayah-ibumu?” Jawabannya simpel: nggak bisa diukur.
Yang bisa kamu lakukan adalah jaga mereka, bahagiakan mereka, dan jangan pernah berhenti bilang kalau kamu sayang. Karena sesungguhnya, hadiah terbesar buat mereka bukanlah harta, tapi anak yang tahu cara menghargai.